Pada sebuah bisnis yang disebut trading forex ternyata memiliki banyak sekali pola. Karena semakin banyaknya pola, sampai-sampai ada pola kelanjutan yang harus trader ketahui. Pola kelanjutan sebutan dari pola yang memiliki pola mendatar atau bahasa kerennya adalah sideways.
Pola kelanjutan pula memiliki makna bahwa sebuah trend berhenti sementara atau sebuah harga konsolidasi aktif. Biasanya kita akan menjumpai adanya break pada seorang trader pasca melakukan pembelian yang cukup besar pada sebuah trading forex. Karena hal inilah yang menyebabkan sebuah harga pada trading forex menjadi konsolidasi.
Pola Triangle
Pada trading forex sebuah pola kelanjutan memiliki beberapa macam. Di antaranya adalah pola triangle, pola flag, pennant, wedge, dan juga pola rectangle. Masing-masing dari pada pola tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. Adapun pola yang akan kami bahas pada poin ini adalah pola triangle.
Apa itu pola triangle? Pastinya sudah dapat diketahui makna dari triangle itu sendiri, bukan? Triangle merupakan bentuk bangunan pagar yang dalam bahasa Indonesia disebut segitiga. Triangle sebenarnya juga dibagi menjadi 3 pola, yakni ada pola ascending yang bermakna bullish, descanding yang bermakna bearish dan symetrical adalah pola netral.
Adapun terkait pola yang satu ini biasanya memiliki 4 hingga 6 titik pembalikan dan sangat berguna dalam membentuk pola segitiga sempurna. Di samping itu, mana kala sebuah pola semakin lama teruji maka pola ini akan semakin kuat terbentuk. Untuk jangka waktunya sendiri biasanya pembentukan pola memakan waktu hingga 3 bulan.
Lantas bagaimana cara pemakaiannya? Adalah dengan memanfaatkan breakout atau penembusan. Akan tetapi, untuk menunggu pola ini terbentuk pastinya kita harus menunggu sebuah harga terjadi penutupan entah di atas atau di bawah triangle. Dalam penggunaan trading ini sebagai trader Anda bisa memulainya dari jarak yang paling lebar dari pola triangle.
Terkait pola trading triangle juga bisa digunakan sebagai pengukuran harga. Pengukuran harga terjadi apabila harga segera berkonsolidasi sedemikian rupa dengan menunjukan trend line yang menghubungkan harga tertinggi dan trend line yang menghubungkan harga terendah akan mengalami konvergen dan bertemu dalam satu titik sehingga tak heran gambarnya seperti segitiga.
Adapun pola ascending triangle juga menampilkan pergerakannya tersendiri. Pergerakan di pola yang satu ini akan menampilkan upper trend line yang tampak datar, sementara lower line tampak naik. Tentu saja terjadi karena pembeli lebih agresif dibandingkan penjual. Maka tidak heran, jika pola kelanjutan bullish yang terbentuk ketika harga menembus ke atas upper line.
Sedangkan untuk pola descanding triangle juga memiliki makna tersendiri. Dari pola yang satu ini bisa jadi disebut kebalikannya ascending, dimana trend line cenderung miring ke bawah dan lower line adalah garis horizontal. Alasannya karena penjual lebih agresif dari pembeli. Tak heran jika pola kelanjutan bearish yang terbentuk ketika harga menembus ke bawah lower line.
Pola Wedge
Selain pola triangle ada pola lain yang disebut wedge. Pola yang satu ini merupakan sebuah tanda bahwa pergerakan harga dalam trading forex Anda sedang mengalami jeda. Bukan hanya itu saja, sekilas pola ini memang mirip dengan pola Triangle karena adanya trend line yang konvergen.
Karena tidak sepenuhnya mirip, sudah pasti pola ini memiliki perbedaan. Apa perbedaannya? Tentu saja kemiringannya yang berlawanan dengan trend. Di samping itu, dalam pola yang satu ini sebuah falling wedge dianggap sebagai pergerakan bullish. Sementara jika terjadi rising wedge kerap kali disebut bearish.
Jika Anda menggunakannpola wedge untuk pengukuran harga maka tidak jauh berbeda dengan pola triangle, yakni hanya dengan mengukur jarak terlebar di antara titik-titiknya yang saling berhubungan. Pastinya karena dalam pola pengukurannya saja mirip, jika Anda sudah kenal dengan pola triangle maka tidak asing lagi dengan pola yang satu ini.
Pola Flag dan Pennant
Terlepas dari dua jenis pola di atas, ada pola lain yang disebut flag dan pennants. Pola yang satu ini juga bagian dari pola kelanjutan yang lain, hanya saja sering kali memiliki perbedaan dalam hal waktu. Baik flag maupun penannts kerap kali hanya membutuhkan waktu sekitar 1 bulanann saja.
Pembahasan mengenai pola penannt memiliki ciri khas pada pergerakan harganya yang semula kuat, serupa dengan garis lurus dan pergerakan ini juga menyerupai tiang bendera atau kapal. Selain itu, ada sebutan unik bagi si penant ini yang tak lain adalah pola bendera setengah tiang. Mengapa? Tentu saja karena penant sering kali muncul pada titik tengah pergerakan harga.
Perlu Anda ketahui, saat menggunakan pola penannt sejatinya kita bisa membedakan sebuah pola pergerakan yang bullish atau bearish. Bukan hanya itu, maknanya sesuai dengan nama, yakni bullish pennant menunjukan suatu trend harga mengalami bullish dan bearish penannt trend harga menunjukan bearish.
Lantas bagaimana cara menggunakan pola pennant? Tidak susah sebenarnya. Anda hanya diminta untuk membuka posisi beli yang berada di atas titik beli dan jaraknya tidak jauh dari breakout. Sedangkan untuk target harganya And adapat manfaatkan pergerakan serupa dengan pola triangle.
Terlepas dari bahasan pola pennant, kini waktunya kita beralih ke pola flag. Kalau pola yang satu ini merupakan salah satu pola kelanjutan yang mirip dengan channel. Pola flag memiliki 2 buah garis paralel dan berperan sebagai support dan resistance. Selain itu, kemiringan garis juga bisa bermakna nol, negatif atau bahkan positif.
Pada penggunaan pola flag mungkin saja ada beberapa perbedaan yang harus Anda ketahui. Salah satunya adalah pergerakan dimana sebuah trend menunjukan garis naik, bukannya bergerak ke atas justru malah bergerak ke bawah serta dianggap sebagai sebuah kemiringan yang negatif.
Sama halnya dengan prinsip di atas, justru pada saat tren mengalami gerak turun, flag akan mengarah pergerakan ke atas, dan memiliki kemiringan positif. Suatu waktu pola flag juga dapat bergerak sideways, dan ini biasanya disebut rectangle. Maka dari itu, bisa disebut tentang gerak harga pada pola flag, yang pada umumnya cenderung terbalik.
Karena berbalik itulah disebut sebagai terbatas dalam trend line atas dan bawah, sebelum akhirnya breakout ke arah yang sama dengan tren sebelumnya. Terkait pola ini, bagaimana cara menggunakannya? Misalkan kita berada dalam tren naik, sinyal beli akan muncul ketika harga menembus dan ditutup di atas garis resistance (upper line) dari pola flag.
Lain halnya, jika kita berada dalam tren turun, sinyal jual akan muncul ketika harga menembus dan ditutup di bawah garis support (lower line) dari pola flag. Dari pengertian pola flag, kini Anda sudah tahu banyak mengenai pola ini bagaimana pergerakannya. Sudah pasti ingin tahu pola selanjutnya, bukan? Yakni pola rectangle.
Pola Rectangle
Terkait pola rectangle pastinya kita sudah dapat menebak pola berbentuk apakah ini? Benar sekali! Tentu saja persegi panjang. Pada dasarnya dalam trading forex memang ada banyak sekali pola. Hanya saja saat Anda menggunakan untuk bisnis trading tidak bisa menggunakan semuanya secara bersamaan, melainkan harus salah satu.
Pola rectangle dapat dikenali dengan adanya pola ini bentuk dari dua garis pararel dimana harga berkonsolidasi di antara sebuah rentang pergerakan harga. Dengan begitu tak heran, jika pola ini menunjukkan bahwa tren pasar tengah terhenti, dan kemungkinan pergerakan harga akan berlanjut ke arah yang sama dengan tren sebelumnya, terutama setelah tembus rectangle.
Kalau membahas seputar pola rectangle sebenarnya tidak jauh-jauh dari pola pergerakan yang mirip dengan pola flag, yakni yang diawali dari sebuah pergerakan di mana tampak seperti sebuah tiang bendera, yang juga bisa dipakai untuk proses pengukuran dalam satu target saat harga tembus pola rectangle.
Pastinya dengan membaca pola-pola di atas kini Anda sudah jauh lebih tahu bukan seperti apa saja pergerakannya dan apa saja pengaruhnya bagi pergerakan pola ke atas maupun ke bawah. Karena Anda sudah tahu, jadi dalam trading forex Anda akan memilih sebuah pola yang mana dan akan digunakan kapan?
Comment
Advanced mode Light mode