Munculnya sinyal fakeout memang harus disikapi secara bijak oleh trader. Jangan sampai bertindak gegabah hingga akhirnya mengalami kerugian yang cukup fatal. Tidak perlu memandang negatif dulu pada strategi ini, sebenarnya penerapan trading fakeout bisa mendatangkan profit yang menjanjikan.
Mengenal Strategi Fakeout
Ada berbagai macam strategi yang bisa digunaka untuk melakukan trading. Salah satunya dengan menggunakan analisa teknikal dengan fakeout. Kebanyakan trader menerapkan strategi tersebut sebagai bentuk antisipasi harga.
Terutama ketika gagal memproyeksikan breakout harga di level tertentu. Pada dasarnya, fakeout sendiri merupakan situasi ketika harga seolah tampak fluktuatif membentuk breakout.
Padahal, saat itu pergerakannya kembali ke arah semula. Strategi fakeout umumnya dipilih sebagai langkah pencegahan. Sayangnya, strategi ini bisa menyebabkan loss jika tidak diterapkan secara hati-hati.
Trader perlu mempelajari berbagai macam indikator teknikal dan konfirmator agar bisa meminimalisir risiko tersebut.
Indikator untuk Mengidentifikasi Fakeout
· Bollinger Band
Ada berbagai macam indikator yang bisa digunakan untuk mengenali fakeout. Mayoritas trader memang hanya menggunakan indikator biasa untuk membentuk channel atau kanal.
Adapun kanal tersebut biasanya disusun dari garis support and resistance. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pergerakan harga suatu aset atau instrumen. Beberapa jenis indikator dalam kanal memang bisa digunakan oleh analis atau trader itu sendiri.
Mereka bisa mengidentifikasi harga dengan baik melalui indikator-indikator ini. Terdapat indikator bernama bollinger band yang ternama dan dianggap lebih mumpuni dibanding kanal lain.
Pada umumnya, harga akan berada di kanal BB tersebut. Namun saat terjadi break di atas atau di bawah bank, peluang fakeout pun terbuka lebar.
· Trend Channel
Tidak hanya kanal BB, ada pula indikator fakeout lainnya yang dinamakan trend channel. Pada dasarnya, kanal ini merupakan sebuah tool populer yang sifatnya subjektif.
Artinya, trend channel yang dilakukan memang bergantung dari trader itu sendiri. Trader perlu memperhatikan level-level terendah dan tertinggi harga yang akhirnya membentuk suatu tren pasar.
Kanal tren ini biasanya berfokus pada tren jangka pendek dan tidak berlaku setelah terjadi reversal atau kebalikan.
· Volume Pasar
Penggunaan strategi fakeout ini memang memiliki risiko loss yang terbilang besar. Oleh karena itu, trader bisa memanfaatkan lebih dari satu jenis indikator untuk membuat analisa yang lebih akurat.
Sebenarnya bisa saja jika Anda hanya ingin mengandalkan indikator kanal. Namun, ada baiknya indikator lainnya yang berhubungan dengan fakeout juga dipelajari. Misalnya indikator volume pasar yang biasanya bisa mengkonfirmasi sinyal trading yang muncul.
Anda bisa menggunakan beberapa indikator lain sebagai konfirmator, misalnya Positive Volume Index, Volume Weighted Average Price (VWAP), dan Negative Volume Index.
Anda juga perlu mewaspadai beberapa kabar berita yang secara tidak langsung memberikan dampak pada sentimen pasar. Berita-berita tersebut juga bisa menggerakkan harga ke arah yang tidak dikehendaki trader.
Cara Mengidentifikasi Terjadinya Fakeout
Sebelumnya, Anda memang perlu memahami breakout trading terlebih dahulu. Jenis trading ini merupakan strategi yang dikenal memberikan banyak profit. Sayangnya, kebanyakan trader harus menderita kerugian karena mendapati sinyal breakout palsu.
Hal tersebut membuat mereka tidak mendapatkan keuntungan, justru kerugian yang harus ditanggung. Seorang trader yang bijak dan berpengalaman sudah seharusnya bisa memahami situasi pasar. Dengan demikian, Anda bisa merespon pergerakan harga pasar dengan langkah-langkah yang tepat.
Tak jarang kondisi ini membuat fakeout justru menghasilkan cuan. Hal ini penting dilakukan apabila trader mengetahui apa hal yang harus dilakukannya. Sebenarnya cara yang bisa dilakukan untuk mengenali pola fakeout?
1. Mengawasi Pola Candlestick
Ini adalah trik yang ampuh jika Anda ingin mengenali pola fakeout saat melakukan trading. Trader bisa mengantisipasinya dengan mengawasi pola candlestick. Saat breakout membentuk pola-pola reversal (kebalikan), maka hal ini menandakan penolakan pasar.
Artinya,dalam kondisi tersebut trader memang harus melanjutkan harga ke arah breakout. Untuk bisa memastikannya, maka akan terlihat bahwa harga hanya menampakkan sinyal breakout palsu.
2. Menggunakan Indikator Volume
Mungkin Anda belum mempercayai sepenuhnya tentang identifikasi fakeout menggunakan candlestick. Maka untuk memastikannya, silahkan gunakan indikator yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu indikator volume.
Kebanyakan kondisi breakout memang dibarengi dengan sinyal volume trading yang kuat. Apabila volume trading menurun, Anda tidak akan menemukan perubahan signifikan. Padahal, saat itu pasar tengah mengalami breakout.
Kemungkinan besar kondisi ini memang menggambarkan fakeout atau breakout palsu.

Pada grafik di atas, memang terlihat harga sudah membentuk support yang diwakili oleh garis hitam. Sementara itu, terdapat garis yang membatasi pergerakan harga tersebut.
Harga kemudian bisa melewati level support yang ditandai dengan lingkaran berwarna biru. Perhatikan baik-baik posisi indikator volume. Ternyata kondisinya tidak menguat, justru saat itu volume pasar tengah menurun.
Akibatnya, breakout gagal terjadi dan harga kembali bergerak menuju atas support. Beberapa waktu kemudian, harga kembali melewati garis support seperti pada bagian yang dilingkari kuning.
Kali ini, Anda bisa melihat pergerakannya yang didahului oleh kenaikan indikator volume. Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa percobaan breakout kedua memang sudah berhasil.
Hal ini dibuktikan dengan harga yang cenderung konsisten. Sedangkan ketika berada di level support maka harga akan melemah. Lalu, bagaimana agar bisa memperoleh profit menggunakan strategi seperti ini?
Jika ingin mendapatkan profit dari teknik fakeout, Anda harus memiliki aturan yang dijadikan cuan untuk menjalankan sistem trading. Untuk lebih jelasnya, akan disebutkan aturan-aturan tersebut di bawah ini.
Aturan-Aturan dalam Menjalankan Strategi Fakeout
1. Menggunakan Level Kunci untuk Entry
Ketika trading menggunakan teknik fakeout, pengaturan waktu untuk entry atau memasuki pasar sangat penting dilakukan. Ketika pasar mengalami breakout dalam volume rendah, trader sebaiknya melakukan entry saat itu.
Dengan demikian, harga bisa kembali melewati level yang sebelumnya belum sempat ditembus. Apabila momentum yang terbentuk lebih tinggi ketika terjadi breakout, maka hal ini bisa menjadi pertanda sinyal fakeout akan muncul.
Oleh sebab itu, lebih baik menggunakan level kunci yang nantinya dijadikan acuan untuk trader memasang posisi. Entah itu buy atau sell ketika memasuki pasar. Adapun beberapa level penting yang dimaksud misalnya support and resistance horizontal, garis tren diagonal, level fibonacci, harga pararel, pivot point, dan lain sebagainya.
Apabila breakout terjadi di level kunci saat terjadinya bullish, maka dapat dipastikan volume pasar sedang rendah. Dengan demikian, trader bisa melakukan sell atau pullback.
Hal ini berlaku sebaliknya ketika trader membuka posisi buy maka harga saat itu akan menglami breakdown.
2. Memanfaatkan Stop Loss
Cara berikutnya untuk mengidentifikasi fakeout adalah dengan menggunakan stop loss. Perlu diingat bahwa volatilitas harga yang tinggi bisa memberikan profit besar dalam waktu sekejap.
Mengenai hal ini, penggunaan stop loss akan sangat bermanfaat untuk melindungi trader dari segala macam kerugian.
Jika ingin menggunakan stop loss, Anda bisa menerapkannya di titik ekstrim yang berkebalikan dari breakout. Misalnya jika memanfaatkan support and resistance sebagai acuan, maka level entry pada pullback bisa menjadi area untuk menempatkan stop loss.
Pada dasarnya, pergerakan harga memang sangat mungkin berbalik dalam waktu singkat. Terlebih hal ini terjadi setelah fakeout. Ada kalanya trader harus menempatkan stop loss dengan jarak yang dekat dari posisi entry.
Apabila terjadi break kembali di titik kunci, maka besar kemungkinan bahwa breakout yang terjadi memang terjadi. Hal tersebut bukanlah sinyal palsu yang disebut dengan fakeout.
3. Menentukan Target
Jika trader memasang target, maka tindakannya akan lebih bijak ketika melakukan trading. Ia tidak akan membiarkan posisi yang terus terbuka. Terlebih jika alasannya hanya untuk mengejar keuntungan yang sebenarnya kurang realistis.
Ada kalanya rasio risiko menjadi dasar untuk menentukan target yang ideal bagi trader. Meski demikian, Anda bisa memilih cara lain yang lebih fleksibel agar bisa disesuaikan dengan kondisi pasar.
Cara menentukan target tersebut adalah dengan melihat pola chat. Jika sewaktu-waktu pola breakout palsu muncul di pola chart, maka lakukan pengukuran terhadap formasi. Anda bisa menerapkannya dengan arah yang berlawanan dari fakeout itu sendiri.
Contohnya ketika sinyal fakeout membentuk pola head and shoulders, maka sebaiknya gunakan jarak yang tepat antara neckline dengan puncak left shoulder. Anda bisa memasang target untuk mencegah keuntungan dan pembentukan right shoulder.
Dari sekian banyak cara membedakan breakout asli dengan fakeout, salah satu cara yang paling direkomendasikan adalah dengan indikator volume. Breakout terjadi ketika volume pasar menurun sehingga kemungkinan terjadi breakout palsu.
Tidak hanya itu, breakout juga bisa terjadi ketika volume pasar meningkat sehingga menciptakan breakout yang valid. Jika ingin menerapkan strategi trading fakeout, maka Anda harus segera open posisi berkebalikan dengan breakout.
Terutama ketika melihat level volume pasar yang ternyata terus menurun selama breakout terjadi. Gunakan pula stop loss di tempat yang tepat sebagai bentuk pencegahan terhadap kerugian besar yang mungkin terjadi.
Jika Anda mendapati volume pasar yang mendukung posisi trading, pertahankan untuk berada di posisi tersebut. Lakukan sampai profit yang Anda dapatkat sudah maksimal.
Mengenal Strategi Fakeout
Ada berbagai macam strategi yang bisa digunaka untuk melakukan trading. Salah satunya dengan menggunakan analisa teknikal dengan fakeout. Kebanyakan trader menerapkan strategi tersebut sebagai bentuk antisipasi harga.
Terutama ketika gagal memproyeksikan breakout harga di level tertentu. Pada dasarnya, fakeout sendiri merupakan situasi ketika harga seolah tampak fluktuatif membentuk breakout.
Padahal, saat itu pergerakannya kembali ke arah semula. Strategi fakeout umumnya dipilih sebagai langkah pencegahan. Sayangnya, strategi ini bisa menyebabkan loss jika tidak diterapkan secara hati-hati.
Trader perlu mempelajari berbagai macam indikator teknikal dan konfirmator agar bisa meminimalisir risiko tersebut.
Indikator untuk Mengidentifikasi Fakeout
· Bollinger Band
Ada berbagai macam indikator yang bisa digunakan untuk mengenali fakeout. Mayoritas trader memang hanya menggunakan indikator biasa untuk membentuk channel atau kanal.
Adapun kanal tersebut biasanya disusun dari garis support and resistance. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pergerakan harga suatu aset atau instrumen. Beberapa jenis indikator dalam kanal memang bisa digunakan oleh analis atau trader itu sendiri.
Mereka bisa mengidentifikasi harga dengan baik melalui indikator-indikator ini. Terdapat indikator bernama bollinger band yang ternama dan dianggap lebih mumpuni dibanding kanal lain.
Pada umumnya, harga akan berada di kanal BB tersebut. Namun saat terjadi break di atas atau di bawah bank, peluang fakeout pun terbuka lebar.
· Trend Channel
Tidak hanya kanal BB, ada pula indikator fakeout lainnya yang dinamakan trend channel. Pada dasarnya, kanal ini merupakan sebuah tool populer yang sifatnya subjektif.
Artinya, trend channel yang dilakukan memang bergantung dari trader itu sendiri. Trader perlu memperhatikan level-level terendah dan tertinggi harga yang akhirnya membentuk suatu tren pasar.
Kanal tren ini biasanya berfokus pada tren jangka pendek dan tidak berlaku setelah terjadi reversal atau kebalikan.
· Volume Pasar
Penggunaan strategi fakeout ini memang memiliki risiko loss yang terbilang besar. Oleh karena itu, trader bisa memanfaatkan lebih dari satu jenis indikator untuk membuat analisa yang lebih akurat.
Sebenarnya bisa saja jika Anda hanya ingin mengandalkan indikator kanal. Namun, ada baiknya indikator lainnya yang berhubungan dengan fakeout juga dipelajari. Misalnya indikator volume pasar yang biasanya bisa mengkonfirmasi sinyal trading yang muncul.
Anda bisa menggunakan beberapa indikator lain sebagai konfirmator, misalnya Positive Volume Index, Volume Weighted Average Price (VWAP), dan Negative Volume Index.
Anda juga perlu mewaspadai beberapa kabar berita yang secara tidak langsung memberikan dampak pada sentimen pasar. Berita-berita tersebut juga bisa menggerakkan harga ke arah yang tidak dikehendaki trader.
Cara Mengidentifikasi Terjadinya Fakeout
Sebelumnya, Anda memang perlu memahami breakout trading terlebih dahulu. Jenis trading ini merupakan strategi yang dikenal memberikan banyak profit. Sayangnya, kebanyakan trader harus menderita kerugian karena mendapati sinyal breakout palsu.
Hal tersebut membuat mereka tidak mendapatkan keuntungan, justru kerugian yang harus ditanggung. Seorang trader yang bijak dan berpengalaman sudah seharusnya bisa memahami situasi pasar. Dengan demikian, Anda bisa merespon pergerakan harga pasar dengan langkah-langkah yang tepat.
Tak jarang kondisi ini membuat fakeout justru menghasilkan cuan. Hal ini penting dilakukan apabila trader mengetahui apa hal yang harus dilakukannya. Sebenarnya cara yang bisa dilakukan untuk mengenali pola fakeout?
1. Mengawasi Pola Candlestick
Ini adalah trik yang ampuh jika Anda ingin mengenali pola fakeout saat melakukan trading. Trader bisa mengantisipasinya dengan mengawasi pola candlestick. Saat breakout membentuk pola-pola reversal (kebalikan), maka hal ini menandakan penolakan pasar.
Artinya,dalam kondisi tersebut trader memang harus melanjutkan harga ke arah breakout. Untuk bisa memastikannya, maka akan terlihat bahwa harga hanya menampakkan sinyal breakout palsu.
2. Menggunakan Indikator Volume
Mungkin Anda belum mempercayai sepenuhnya tentang identifikasi fakeout menggunakan candlestick. Maka untuk memastikannya, silahkan gunakan indikator yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu indikator volume.
Kebanyakan kondisi breakout memang dibarengi dengan sinyal volume trading yang kuat. Apabila volume trading menurun, Anda tidak akan menemukan perubahan signifikan. Padahal, saat itu pasar tengah mengalami breakout.
Kemungkinan besar kondisi ini memang menggambarkan fakeout atau breakout palsu.
Pada grafik di atas, memang terlihat harga sudah membentuk support yang diwakili oleh garis hitam. Sementara itu, terdapat garis yang membatasi pergerakan harga tersebut.
Harga kemudian bisa melewati level support yang ditandai dengan lingkaran berwarna biru. Perhatikan baik-baik posisi indikator volume. Ternyata kondisinya tidak menguat, justru saat itu volume pasar tengah menurun.
Akibatnya, breakout gagal terjadi dan harga kembali bergerak menuju atas support. Beberapa waktu kemudian, harga kembali melewati garis support seperti pada bagian yang dilingkari kuning.
Kali ini, Anda bisa melihat pergerakannya yang didahului oleh kenaikan indikator volume. Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa percobaan breakout kedua memang sudah berhasil.
Hal ini dibuktikan dengan harga yang cenderung konsisten. Sedangkan ketika berada di level support maka harga akan melemah. Lalu, bagaimana agar bisa memperoleh profit menggunakan strategi seperti ini?
Jika ingin mendapatkan profit dari teknik fakeout, Anda harus memiliki aturan yang dijadikan cuan untuk menjalankan sistem trading. Untuk lebih jelasnya, akan disebutkan aturan-aturan tersebut di bawah ini.
Aturan-Aturan dalam Menjalankan Strategi Fakeout
1. Menggunakan Level Kunci untuk Entry
Ketika trading menggunakan teknik fakeout, pengaturan waktu untuk entry atau memasuki pasar sangat penting dilakukan. Ketika pasar mengalami breakout dalam volume rendah, trader sebaiknya melakukan entry saat itu.
Dengan demikian, harga bisa kembali melewati level yang sebelumnya belum sempat ditembus. Apabila momentum yang terbentuk lebih tinggi ketika terjadi breakout, maka hal ini bisa menjadi pertanda sinyal fakeout akan muncul.
Oleh sebab itu, lebih baik menggunakan level kunci yang nantinya dijadikan acuan untuk trader memasang posisi. Entah itu buy atau sell ketika memasuki pasar. Adapun beberapa level penting yang dimaksud misalnya support and resistance horizontal, garis tren diagonal, level fibonacci, harga pararel, pivot point, dan lain sebagainya.
Apabila breakout terjadi di level kunci saat terjadinya bullish, maka dapat dipastikan volume pasar sedang rendah. Dengan demikian, trader bisa melakukan sell atau pullback.
Hal ini berlaku sebaliknya ketika trader membuka posisi buy maka harga saat itu akan menglami breakdown.
2. Memanfaatkan Stop Loss
Cara berikutnya untuk mengidentifikasi fakeout adalah dengan menggunakan stop loss. Perlu diingat bahwa volatilitas harga yang tinggi bisa memberikan profit besar dalam waktu sekejap.
Mengenai hal ini, penggunaan stop loss akan sangat bermanfaat untuk melindungi trader dari segala macam kerugian.
Jika ingin menggunakan stop loss, Anda bisa menerapkannya di titik ekstrim yang berkebalikan dari breakout. Misalnya jika memanfaatkan support and resistance sebagai acuan, maka level entry pada pullback bisa menjadi area untuk menempatkan stop loss.
Pada dasarnya, pergerakan harga memang sangat mungkin berbalik dalam waktu singkat. Terlebih hal ini terjadi setelah fakeout. Ada kalanya trader harus menempatkan stop loss dengan jarak yang dekat dari posisi entry.
Apabila terjadi break kembali di titik kunci, maka besar kemungkinan bahwa breakout yang terjadi memang terjadi. Hal tersebut bukanlah sinyal palsu yang disebut dengan fakeout.
3. Menentukan Target
Jika trader memasang target, maka tindakannya akan lebih bijak ketika melakukan trading. Ia tidak akan membiarkan posisi yang terus terbuka. Terlebih jika alasannya hanya untuk mengejar keuntungan yang sebenarnya kurang realistis.
Ada kalanya rasio risiko menjadi dasar untuk menentukan target yang ideal bagi trader. Meski demikian, Anda bisa memilih cara lain yang lebih fleksibel agar bisa disesuaikan dengan kondisi pasar.
Cara menentukan target tersebut adalah dengan melihat pola chat. Jika sewaktu-waktu pola breakout palsu muncul di pola chart, maka lakukan pengukuran terhadap formasi. Anda bisa menerapkannya dengan arah yang berlawanan dari fakeout itu sendiri.
Contohnya ketika sinyal fakeout membentuk pola head and shoulders, maka sebaiknya gunakan jarak yang tepat antara neckline dengan puncak left shoulder. Anda bisa memasang target untuk mencegah keuntungan dan pembentukan right shoulder.
Dari sekian banyak cara membedakan breakout asli dengan fakeout, salah satu cara yang paling direkomendasikan adalah dengan indikator volume. Breakout terjadi ketika volume pasar menurun sehingga kemungkinan terjadi breakout palsu.
Tidak hanya itu, breakout juga bisa terjadi ketika volume pasar meningkat sehingga menciptakan breakout yang valid. Jika ingin menerapkan strategi trading fakeout, maka Anda harus segera open posisi berkebalikan dengan breakout.
Terutama ketika melihat level volume pasar yang ternyata terus menurun selama breakout terjadi. Gunakan pula stop loss di tempat yang tepat sebagai bentuk pencegahan terhadap kerugian besar yang mungkin terjadi.
Jika Anda mendapati volume pasar yang mendukung posisi trading, pertahankan untuk berada di posisi tersebut. Lakukan sampai profit yang Anda dapatkat sudah maksimal.
Comment
Advanced mode Light mode