Mata uang kripto atau cryptocurrency memang kini mendunia. Mata uang digital yang awalnya hanya untuk mempermudahan transaksi antar negara, tempat konflik hingga daerah perbatasan ini memiliki nilai jual tinggi. Hal ini membuat minat masyarakat semakin tinggi sehingga harganya semakin melangit.
Jelas saja, semua orang ingin mendapatkan keuntungan, apalagi kalau bitcoin salah satu mata uang kripto pendahulu dan paling populer sedang dalam kondisi ‘to the moon’. Ini merupakan sebutan saat nilai bitcoin melonjak tinggi dari titik awalnya, bahkan ini hanya karena ocehan dari publik figur.
Ini terjadi pada Elon Musk, pendiri sekaligus CEO Tesla, dimana mengakui jika menanamkan modal besar dalam bitcoin hingga membuat kebijakan bagi calon pembeli mobil Tesla bisa menggunakan bitcoin, meskipun ketentuan ini dicabut, pasalnya harga bitcoin mengalami fluktuasi harga yang sangat cepat.
Perlu Anda tahu, harga dari bitcoin baik itu naik maupun menurun itu tak mudah ditebak. Memang jika digunakan untuk investasi jangka menengah dan panjang, ini akan sangat menguntungkan karena harganya selalu mengalami peningkatan.
Memahami Bitcoin dan Keuntungannya
Sebelum jauh melangkah dan ingin investasi bitcoin, Anda harus paham benar dengan konsep dan keuntungan investasi pada salah satu mata uang kripto paling terkenal ini. Bitcoin berasal dari Jepang dan diciptakan murni untuk mempermudahan transaksi bagi masyarakat Jepang yang tinggal di area perbatasan.
Pasalnya saat itu ada permasalahan perbedaan mata uang dengan nilai yang berbeda pula, hingga diciptakan bitcoin dengan nilai yang sudah disepakati sehingga transaksi bergerak dengan cepat. Berjalannya waktu, semakin banyak mata uang digital yang digunakan untuk transaksi online antar negara.
Awalnya hanya untuk transaksi, tetapi 2 tahun lalu, tepatnya saat pandemi covid-19, hampir semua mata uang kripto mengalami ‘to the moon’. Hal ini memang diawali oleh Elon Musk namun semua masyarakat dunia membuat trend ini berkembang luas hingga berakhir hingga sekarang.
Lantas bagaimana perdagangan bitcoin di Indonesia? Apakah sudah bisa diterapkan? Bagaimana dengan legalitasnya? Sudah bisa diterapkan dan bitcoin bisa dilakukan transaksi secara legal dengan payung hukum yang tepat, ini akan memberikan perlindungan bagi trader dan broker, selaku penyedia.
Namun dengan aturan main, transaksi dilakukan secara terbuka dengan menyebutkan identitas resmi. Misalkan Anda ingin membeli Bitcoin di broker resmi, cukup daftarkan diri sesuai dengan identitas di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setelah itu bisa melakukan transaksi berapapun, nantinya juga akan dikenakan pajak yang sesuai.
Memahami Korelasi Harga Bitcoin
Lantas apa perbedaan atau keunggulan trading bitcoin jika dibandingkan dengan produk investasi lainnya? Ini akan berkaitan dengan korelasi harga bitcoin, dimana nantinya ada hubungannya dengan pergerakan harga bitcoin dan pergerakan aset lainnya. Ini saling terkoneksi karena harganya akan bersaing.
Maksud dari korelasi harga bitcoin ini bagaimana hubungannya saat harga bitcoin berada di titik positif atau negatif dengan aset lainnya. Ternyata ini saling terkoneksi dan mengikuti satu sama lain.
Saat bitcoin berada di pergerakan positif atau bisa jadi tengah mengalami ‘to the moon’ aset investasi lainnya juga mengalami pergerakan positif yang sama. Sedangkan saat terjadi pergerakan negatif atau penurunan, maka aset lainnya juga terkoreksi negatif juga. Jelas semua aset investasi akan saling terkoneksi.
Kenapa investor penting sekali melihat korelasi antar produk investasi. Jika semua bergerak bersamaan maka saat terjadi loss akan mengalami kerugian seluruhnya, ini jelas buruk untuk investasi. Dimana harus ada keseimbangan, saat satu mengalami loss maka yang lain harus tetap profit.
Inilah tujuan utama kenapa harus mengetahui korelasi harga bitcoin dengan investasi lainnya. Bagi Anda yang sudah menyusun portofolio tentu sudah tahu, kalau dalam penyusunan manajemen modal sudah jelas tidak mengarah pada satu produk investasi saja, karena ditakutkan akan anjlok seketika.
Sehingga melakukan pembagian aset produk investasi, memang diharapkan semuanya bisa memberikan hasil profit tetapi kondisi pasar tidak bisa ditebak dengan tepat. Saat satu produk investasi mengalami penyusutan atau loss, maka produk lainnya harus tetap profit untuk memberikan keseimbangan pada modal.
Strategi ini memang tidak mudah, teorinya terlihat mudah saja untuk dilakukan, cukup melakukan pembagian produk investasi dan memastikan semuanya bisa seimbang. Namun faktanya banyak investor tetap melakukan panic selling saat kondisi sedang tidak memungkinkan untuk menghindari kerugian.
Korelasi Bitcoin dengan Produk Investasi Lain
Penting sekali untuk melihat produk investasi lain bagaimana pergerakan dan korelasinya dengan bitcoin, saat Anda ingin menjadikan bitcoin sebagai produk investasi utama yang secara otomatis akan mengambil persentase modal terbesar. Ini yang akan sumber utama profit dan diharapkan sesuai target profit.
Tapi investor yang cerdas tidak akan menggantungkan nasibnya pada satu jenis investasi saja. Dimana belum tentu akan mendatangkan profit terus menerus, terlebih lagi saat muncul sentimen negatif dari public yang membuat harganya turun. Berikut ini beberapa korelasi bitcoin dengan produk investasi dengan return tinggi.
1. Korelasi Bitcoin dengan Emas
Logam mulia yang masih jadi patokan utama untuk investasi menguntungkan adalah Emas. Bahkan Steve Wozniak yang merupakan salah satu CEO Apple.inc menyandingkan emas dengan bitcoin, dimana mengatakan jika bitcoin merupakan emas di dunia digital. Jelas ini menyiratkan jika bitcoin akan jadi produk investasi secemerlang emas.
Ada juga yang menyebutkan bitcoin merupakan safe haven, ini merupakan sebutan yang sama dengan emas. Bagaimana dengan korelasi antara bitcoin dan emas, ternyata mereka punya hubungan love a hate, bukan cinta dan membenci melainkan satu mengalami kenaikan dan lainnya penurunan.
Hubungan yang cukup aneh tapi menguntungkan bagi para analis, ini terbukti pada tahun Januari 2017 lalu, bitcoin datang dengan harga semakin ‘to the moon’ tapi apa yang terjadi pada emas. Logam mulia ini mengalami penurunan terus menerus, bahkan koreksi yang paling tajam sepanjang perdagangan emas.
Hal ini semakin dikuatkan dengan statemen dari Daniel Marburger, ini merupakan Direktur Logam Mulia, Coin Invest, saat itu pihaknya banyak mendapatkan request dari pelanggan setianya, dimana mengirimkan permintaan penukaran emas dengan bitcoin, ini terjadi mulai awal 2018 lalu.
Dimana saat itu terjadi kenaikan harga bitcoin, dimana banyak seller ingin ambil untung di dalamnya sehingga memilih untuk menukarkan aset emas miliknya dengan bitcoin. Padahal aksi ini tidak berlangsung lama, harga bitcoin kembali stabil meskipun sudah dititip tertinggi dan emas kembali normal di posisi semula.
Namun hubungan emas dan bitcoin jarang diprediksi tepat, saat terjadinya kenaikan harga bitcoin serupa pada 2016 lalu. Semua pemilik emas menukarkan milik mereka dengan bitcoin, trend ini berbalik dengan cepat sehingga membuat banyak pihak kecewa.
Hal ini membuat antusias investor emas tidak bergeming saat terjadi hal serupa di tahun 2017, hingga ini tidak memengaruhi harga terlalu jauh, meskipun harga emas tetap jatuh namun logam mulia ini berhasil reborn dan mendapatkan harga tertingginya.
Ini membuat sebuah indikasi, korelasi emas dan bitcoin memang tidak bisa dijadikan patokan, kadang keduanya berjalan beriringan namun terkadang pula saling berkebalikan. Tetapi baik emas atau bitcoin tetap bisa jadi produk investasi yang menghasilkan keuntungan, apalagi untuk jangka panjang.
2. Korelasi Bitcoin dengan Saham
Bagaimana dengan korelasi antara bitcoin dan saham? Seperti diketahui, saham menjadi produk investasi idaman sejak dahulu kala, bahkan banyak investor punya setumpuk saham sebagai penunjang dana pensiun di hari tua. Lantas apakah bitcoin bisa menggantikan peran saham dengan lebih baik? Tentu saja tidak.
Bitcoin dan saham memiliki sifat investasi berbeda. Jika bitcoin bsa dilakukan perdagangan dengan cepat dan bisa digunakan investasi jangka pendek. Sedangkan saham merupakan produk investasi yang bisa memberikan return besar dengan penerapan jangka panjang.
Namun ternyata keduanya memiliki korelasi yang sama, dimana harga bitcoin dan saham memiliki arah serupa. Apabila bitcoin sudah kuat maka trafik dari saham pasti sama tingkatannya. Jika sedang terjatuh maka saham juga diperkirakan mengalami kejatuhan dengan koreksi tajam.
Hal ini sudah terbukti dengan kejadian besar pada tahun 2017 dan 2018. Saat itu terjadi kehancuran harga saham bahkan bitcoin mengalami hal serupa. Kenapa bisa? Padahal pada tahun 2017 dan 2018 bitcoin melambung tinggi, Anda jangan lupa bitcoin produk investasi yang fluktuatif, naik dan turunnya harga sangat cepat.
Banyak investor memilih tidak menggabungkan keduanya, pasalnya saham dan bitcoin memiliki korelasi yang sama. Ini akan sangat berbahaya pada portofolio yang Anda miliki, dimana bisa terjadi kehancuran jika kedua jenis produk investasi mengalami loss bersamaan.
Jika memang Anda menyukai saham dan bitcoin, tidak salah memang mengadopsi kedua jenis investasi ini, apalagi dengan kepentingan berbeda dalam hal jangka waktu investasi. Tetapi harus disiapkan jenis investasi ketiga yang lebih stabil dan tidak loss bersamaan dengan saham dan bitcoin.
3. Korelasi Bitcoin dengan Altcoin
Jangan bingung terlebih dahulu, altcoin memang masih satu bagian dengan bitcoin namun produk investasi berbeda yang bisa jadi memiliki korelasi berbeda. Altcoin merupakan alternative bitcoin yang termasuk dalam cryptocurrency sehingga tetap legal diperdagangkan dan memiliki value tersendiri.
Sayangnya bitcoin dan altcoin memiliki korelasi yang sama, dimana harga keduanya saling terkoneksi. Saat bitcoin mengalami kenaikan, altcoin juga mengalami hal serupa, ini berlaku sebaliknya saat salah satunya mengalami penurunan. Jelas ini bukan produk investasi yang tepat untuk disandingkan.
Tetapi banyak yang mengira jika bitcoin dan altcoin adalah produk serupa, ini mirip bahkan bisa dikatakan serupa tapi tak sama. Harga bitcoin dan altcoin juga sangat berbeda, sekalipun masih dalam satu jenis cryptocurrency.
Namun ada satu keunggulan altcoin yang akan menguntungkan bagi penggunanya, mata uang kripto ini bisa ditambang secara langsung di komputer rumahan, sehingga bisa jadi tambahan income namun membutuhkan waktu yang lama. Jika ingin cepat, bisa lakukan penambangan secara online.,
Ini berbeda dengan bitcoin yang bisa ditambang secara massal dan menghasilkan keuntungan besar. Namun sayangnya produksi bitcoin kini tidak menyaingi mata uang kripto lainnya yang lebih modern. Hal ini dipengaruhi teknologi blockchain, semakin modern dan terbaru, maka koin kripto bisa ditambang lebih cepat.
Faktor Tambahan yang Mempengaruhi Korelasi Bitcoin
Bukan hanya korelasi dengan produk investasi lainnya saja yang bisa Anda pertimbangkan untuk membuat prediksi harga bitcoin. Ada beberapa faktor tambahan yang berasal dari internal dan eksternal. Dari internal ini datang dari hard work, sedangkan eksternal ini datang dari ketersediaan barang.
1.Ketersediaan barang
Hal penting yang harus Anda ketahui, semakin sedikit jumlah bitcoin maka harganya akan semakin melambung tinggi, ini sejalan dengan hukum penawaran dan permintaan. Sekarang ini permintaan bitcoin di seluruh dunia tinggi tetap supply sangat terbatas, inilah yang membuat harga bitcoin melambung tinggi.
Selain itu, proses pembuatan bitcoin juga masih cukup kuno dan tidak menerapkan teknologi modern. Dimana hanya PC atau komputer khusus saja yang bisa menggunakannya. Disamping itu, bitcoin juga menerapkan software khusus. Inilah yang membuat produksinya semakin lama.
2. Update Sistem Blockchain (Hard Fork)
Ini juga berkaitan dengan produksi bitcoin, dimana teknologi yang ditanamkan belum diupgrade dan terkesan kuno sehingga muncul hard fork. Hal ini merupakan sistem update yang dipaksakan sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan dalam blockchain bitcoin. Jelas ini membuat kinerja semakin lama.
Lantas apa yang akan dipilih jadi korelasi bitcoin dengan produk investasi lain? Sepertinya emas masih jadi pilihan realistis yang menguntungkan, apalagi hubungan keduanya cukup bertolak belakang.
Comment
Advanced mode Light mode