Ada lebih dari $5 triliun yang diperdagangkan di pasar mata uang dalam setiap harinya, jumlah yang sangat besar ini diperdagangkan dengan ukuran apapun. Semua volume yang diperdagangkan berkisar antara nilai tukar, nilai tukar di mana satu mata uang bisa ditukarkan dengan mata uang lainnya.
Dapat pula dikatakan bahwa perdagangan ini adalah perbandingan antara nilai mata uang negara lain dengan nilai mata uang dari negara Anda sendiri. Apabila Anda hendak bepergian ke luar negeri, Anda akan membutuhkan mata uang lokal (negara tersebut) dengan cara membelinya. Sama halnya dengan harga aset apapun, nilai tukar yang berlaku adalah harga yang di mana tempat Anda membeli mata uang tersebut.
Misalkan Anda sedang bepergian ke Mesir, nilai tukar untuk dolar AS adalah 1:5,5 pound Mesir, ini berarti untuk setiap dolar AS Anda bisa membeli 5,5 pound Mesir. Secara teoritis, aset yang identik haruslah dijual dengan harga yang serupa di berbagai negara. Sebab nilai tukar harus mampu mempertahankan nilai yang melekat pada satu mata uang terhadap mata uang negara lain.
Ada beberapa poin utama dari perbandingan floating dan fixed rate yang perlu Anda tahu agar lebih mudah dalam memahami hal ini, yaitu:
- Nilai tukar dari floating ditentukan oleh pasar swasta melalui angka penawaran dan permintaan.
- Kurs yang ditetapkan atau dipatok, adalah kurs yang sebelumnya telah ditetapkan pemerintah atau bank sentral sebagai nilai tukar yang resmi.
- Alasan yang digunakan untuk mematok mata uang adalah stabilitas. Terutama di negara-negara berkembang, suatu negara bisa mematok mata uangnya dengan menciptakan suasana yang stabil dan kondusif untuk investasi asing.
Antara Tarif Tetap/Fixed Rates
Kurs yang dipatok atau ditetapkan adalah kurs yang sebelumnya sudah diputuskan oleh pemerintah atau bank sentral sebagai nilai tukar yang resmi. Harga yang dipatok akan ditentukan terhadap mata uang dunia, biasanya adalah dolar AS atau bisa juga mata uang lain seperti euro, dan yen.
Untuk mempertahankan nilai tukar mata uang lokal, biasanya bank sentral akan membeli dan menjual sendiri mata uang di valuta asing, dengan imbalannya adalah mata uang yang sudah ditetapkan.
Misalkan telah ditentukan bahwa nilai satu unit mata uang lokal nilainya sama dengan US $3, bank sentral berkewajiban dalam memastikan bahwa ia bisa memasok pasar dengan dolar-dolar ini. Agar suku bunga bisa dipertahankan, Bank Sentral harus menjaga tingkat cadangan devisa yang tinggi.
Ini adalah jumlah cadangan mata uang asing yang dimiliki oleh bank sentral dan bisa dipakai untuk melepaskan atau menyerap dana tambahan baik ke dalam atau keluar pasar. Cadangan devisa ini akan memastikan pasokan mata uang yang tepat, fluktuasi pasar yang sesuai dengan inflasi atau deflasi dan juga nilai tukar dari mata uang. Bahkan, bank sentral akan menyesuaikan nilai tukar resmi apabila memang diperlukan.
Antara Tarif Mengambang/Floating Rate
Beda halnya dengan kurs tetap, kurs mengambang akan ditentukan oleh pasar swasta melalui angka penawaran dan juga angka permintaan. Tingkat mengambang kerap pula disebut dengan mengoreksi diri, karena setiap perbedaan yang ada pada penawaran dan permintaan secara otomatis akan diperbaiki oleh pasar.
Apabila permintaan mata uang rendah, maka nilainya akan turun sehingga barang-barang impor akan lebih mahal dan memicu permintaan barang dan jasa lokal. Kondisi ini akan menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak, menjadi penyebab adanya koreksi otomatis di pasar.
Pada nyatanya, tidak ada satupun mata uang yang sepenuhnya dibenahi atau mengambang. Dalam kondisi rezim tetap, tekanan dari pasar juga bisa mempengaruhi perubahan dari nilai tukar. Ada kalanya mata uang lokal mencerminkan nilai sebenarnya dari mata uang yang dipatok, dan ada pula pasar gelap yang mencerminkan penawaran dan juga permintaan aktual yang bisa berkembang.
Kemudian, bank sentral akan diminta secara paksa untuk merevaluasi atau mendevaluasi krus resmi, sehingga krus yang dipatok akan sejalan dengan krus yang tidak resmi dan aktivitas dari pasar gelap bisa dihentikan.
Dalam rezim yang mengambang, Bank Sentral dapat pula melakukan intervensi apabila perlu memastikan stabilitas dan upaya pencegahan inflasi. Cukup disayangkan, bank sentral sangat jarang terlibat bersama rezim yang mengambang.
Ada dua perbedaan dari floating dan fixed rate dalam trading forex, yaitu:
Perbedaan Khusus Antara Floating dan Fixed Rate
Antara tahun 1870 dan 1914 silam, pernah ada nilai tukar tetap global. Mata uang ditautkan dengan emas, dengan artian bahwa nilai mata uang lokal akan ditetapkan dari nilai tukar emas per ons-nya.
Kondisi ini dikenal dengan standar emas. Kondisi ini akan memungkinkan mobilitas modal yang tak terbatas, serta stabilitas global dalam mata uang dan juga perdagangan. Setndart dari emas ditinggalkan pasca perang dunia pertama selesai.
Pada akhir perang dunia II, pada konferensi di Bretton Woods, upaya yang dilakukan untuk menghasilkan stabilitas ekonomi global sekaligus meningkatkan perdagangan adalah menetapkan aturan dasar dan peraturan yang mengatur pertukaran internasional.
Dengan begini, sistem moneter internasional yang diwujudkan dalam Dana Moneter Internasional (IMF) didirkan guna mempromosikan perdagangan luar negeri sekaligus menjaga agar stabilitas moneter dar negara-negara besar tetap terjaga. Kemudian disetujui bahwa mata uang akan kembali diperbaiki, kembali di patok ke dolar AS yang kemudian dipatok menjadi emas senilai $35 per ons-nya.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai mata uang secara langsung bisa telah dikaitkan dengan nilai dolar AS. Maka dari itu, pada saat Anda membeli yen Jepang, nilai dari yen akan dinyatakan dalam dolar AS yang kemudian kembali ditentukan dalam nilai emas. Apabila ada negara yang harus menyesuaikan kembali nilai mata uang mereka, maka ia bisa melakukan pendekatan IMF untuk menyesuaikan dengan mata uang baru yang sudah dipatok.
Patok berhasil dipertahankan selama beberapa tahun sampai 1971 pada saat dolar AS tidak lagi memegang nilai kurs yang dipatok senilai $35 per ons nilai emas. Sejak masa itu, pemerintah mulai mengadopsi sistem terapung, dan segala upaya yang dilakukan untuk mengembalikan pasak global sepenuhnya ditinggalkan sejak tahun 1985. Sejak masa itu, tidak ada lagi ekonomi utama yang kembali ke pasak, dan penggunaan emas yang sebelumnya sebagai pasak sudah benar-benar ditinggalkan dan tak pernah lagi dilakukan.
Perbedaan Utama dari Floating dan Fixed Rate

Perbedaan utama dari floating dan fixed rate dalam trading forex adalah mematok mata uang yang di dasarkan pada stabilitas. Negara-negara berkembang biasanya mematok mata uang dengan menciptakan suasana yang stabil bagi investasi asing.
Dengan patok, investor bisa selalu tahu apa nilai dari investasi mereka dan tak perlu khawatir terkait fluktuasi harian. Mata uang yang diaptok, bisa membantu menurunkan tingkat inflasi sekaligus menghasilkan permintaan yang didapat dari kepercayaan yang lebih besar terhadap stabilitas nilai mata uang.
Akan tetapi, rezim yang tetap biasanya selalu menyebabkan terjadinya krisis keuangan yang sangat parah, sebab pasak sulit dipertahankan dalam jangka panjang. Hal ini bisa terlihat pada krisis keuangan di negara Meksiko pada tahun 1995, Asia di tahun 1997 dan juga Rusia di tahun yang sama, upaya yang dilakukan untuk mempertahankan nilai tinggi dari mata uang lokal ke pasak menghasilkan mata uang yang akhirnya menjadi sangat tinggi.
Varisasi Tarif yang Tetap
Beberapa negara besar mungkin memilih untuk memiliki pasak yang mengambang atau merangkak, dimana pemerintah akan menilai kembali nilai pasak secara berkala dan kemudian mengubah tingkat pasar yang sesuai.
Umumnya, tindakan ini akan menyebabkan adanya devaluasi, namun bisa dikendalikan untuk menghindari kepanikan pasar. Metode ini sudah umum dipakai dalam transisi dari pasak ke sistem atau rezim yang mengambang. Metode ini akan memungkinkan pemerintah untuk menyelamatkan diri dengan tidak menerima paksaan untuk melakukan devealuasi dalam krisis yang tak bisa dikendalikan.
Sekalipun penetapan telah bekerja dalam menciptakan perdagangan secara global dan juga stablitas moneter, nyatanya hal ini hanya dipakai apabila semua ekonomi utama menjadi bagian darinya.
Dapat pula dikatakan bahwa perdagangan ini adalah perbandingan antara nilai mata uang negara lain dengan nilai mata uang dari negara Anda sendiri. Apabila Anda hendak bepergian ke luar negeri, Anda akan membutuhkan mata uang lokal (negara tersebut) dengan cara membelinya. Sama halnya dengan harga aset apapun, nilai tukar yang berlaku adalah harga yang di mana tempat Anda membeli mata uang tersebut.
Misalkan Anda sedang bepergian ke Mesir, nilai tukar untuk dolar AS adalah 1:5,5 pound Mesir, ini berarti untuk setiap dolar AS Anda bisa membeli 5,5 pound Mesir. Secara teoritis, aset yang identik haruslah dijual dengan harga yang serupa di berbagai negara. Sebab nilai tukar harus mampu mempertahankan nilai yang melekat pada satu mata uang terhadap mata uang negara lain.
Ada beberapa poin utama dari perbandingan floating dan fixed rate yang perlu Anda tahu agar lebih mudah dalam memahami hal ini, yaitu:
- Nilai tukar dari floating ditentukan oleh pasar swasta melalui angka penawaran dan permintaan.
- Kurs yang ditetapkan atau dipatok, adalah kurs yang sebelumnya telah ditetapkan pemerintah atau bank sentral sebagai nilai tukar yang resmi.
- Alasan yang digunakan untuk mematok mata uang adalah stabilitas. Terutama di negara-negara berkembang, suatu negara bisa mematok mata uangnya dengan menciptakan suasana yang stabil dan kondusif untuk investasi asing.
Antara Tarif Tetap/Fixed Rates
Kurs yang dipatok atau ditetapkan adalah kurs yang sebelumnya sudah diputuskan oleh pemerintah atau bank sentral sebagai nilai tukar yang resmi. Harga yang dipatok akan ditentukan terhadap mata uang dunia, biasanya adalah dolar AS atau bisa juga mata uang lain seperti euro, dan yen.
Untuk mempertahankan nilai tukar mata uang lokal, biasanya bank sentral akan membeli dan menjual sendiri mata uang di valuta asing, dengan imbalannya adalah mata uang yang sudah ditetapkan.
Misalkan telah ditentukan bahwa nilai satu unit mata uang lokal nilainya sama dengan US $3, bank sentral berkewajiban dalam memastikan bahwa ia bisa memasok pasar dengan dolar-dolar ini. Agar suku bunga bisa dipertahankan, Bank Sentral harus menjaga tingkat cadangan devisa yang tinggi.
Ini adalah jumlah cadangan mata uang asing yang dimiliki oleh bank sentral dan bisa dipakai untuk melepaskan atau menyerap dana tambahan baik ke dalam atau keluar pasar. Cadangan devisa ini akan memastikan pasokan mata uang yang tepat, fluktuasi pasar yang sesuai dengan inflasi atau deflasi dan juga nilai tukar dari mata uang. Bahkan, bank sentral akan menyesuaikan nilai tukar resmi apabila memang diperlukan.
Antara Tarif Mengambang/Floating Rate
Beda halnya dengan kurs tetap, kurs mengambang akan ditentukan oleh pasar swasta melalui angka penawaran dan juga angka permintaan. Tingkat mengambang kerap pula disebut dengan mengoreksi diri, karena setiap perbedaan yang ada pada penawaran dan permintaan secara otomatis akan diperbaiki oleh pasar.
Apabila permintaan mata uang rendah, maka nilainya akan turun sehingga barang-barang impor akan lebih mahal dan memicu permintaan barang dan jasa lokal. Kondisi ini akan menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak, menjadi penyebab adanya koreksi otomatis di pasar.
Pada nyatanya, tidak ada satupun mata uang yang sepenuhnya dibenahi atau mengambang. Dalam kondisi rezim tetap, tekanan dari pasar juga bisa mempengaruhi perubahan dari nilai tukar. Ada kalanya mata uang lokal mencerminkan nilai sebenarnya dari mata uang yang dipatok, dan ada pula pasar gelap yang mencerminkan penawaran dan juga permintaan aktual yang bisa berkembang.
Kemudian, bank sentral akan diminta secara paksa untuk merevaluasi atau mendevaluasi krus resmi, sehingga krus yang dipatok akan sejalan dengan krus yang tidak resmi dan aktivitas dari pasar gelap bisa dihentikan.
Dalam rezim yang mengambang, Bank Sentral dapat pula melakukan intervensi apabila perlu memastikan stabilitas dan upaya pencegahan inflasi. Cukup disayangkan, bank sentral sangat jarang terlibat bersama rezim yang mengambang.
Ada dua perbedaan dari floating dan fixed rate dalam trading forex, yaitu:
Perbedaan Khusus Antara Floating dan Fixed Rate
Antara tahun 1870 dan 1914 silam, pernah ada nilai tukar tetap global. Mata uang ditautkan dengan emas, dengan artian bahwa nilai mata uang lokal akan ditetapkan dari nilai tukar emas per ons-nya.
Kondisi ini dikenal dengan standar emas. Kondisi ini akan memungkinkan mobilitas modal yang tak terbatas, serta stabilitas global dalam mata uang dan juga perdagangan. Setndart dari emas ditinggalkan pasca perang dunia pertama selesai.
Pada akhir perang dunia II, pada konferensi di Bretton Woods, upaya yang dilakukan untuk menghasilkan stabilitas ekonomi global sekaligus meningkatkan perdagangan adalah menetapkan aturan dasar dan peraturan yang mengatur pertukaran internasional.
Dengan begini, sistem moneter internasional yang diwujudkan dalam Dana Moneter Internasional (IMF) didirkan guna mempromosikan perdagangan luar negeri sekaligus menjaga agar stabilitas moneter dar negara-negara besar tetap terjaga. Kemudian disetujui bahwa mata uang akan kembali diperbaiki, kembali di patok ke dolar AS yang kemudian dipatok menjadi emas senilai $35 per ons-nya.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai mata uang secara langsung bisa telah dikaitkan dengan nilai dolar AS. Maka dari itu, pada saat Anda membeli yen Jepang, nilai dari yen akan dinyatakan dalam dolar AS yang kemudian kembali ditentukan dalam nilai emas. Apabila ada negara yang harus menyesuaikan kembali nilai mata uang mereka, maka ia bisa melakukan pendekatan IMF untuk menyesuaikan dengan mata uang baru yang sudah dipatok.
Patok berhasil dipertahankan selama beberapa tahun sampai 1971 pada saat dolar AS tidak lagi memegang nilai kurs yang dipatok senilai $35 per ons nilai emas. Sejak masa itu, pemerintah mulai mengadopsi sistem terapung, dan segala upaya yang dilakukan untuk mengembalikan pasak global sepenuhnya ditinggalkan sejak tahun 1985. Sejak masa itu, tidak ada lagi ekonomi utama yang kembali ke pasak, dan penggunaan emas yang sebelumnya sebagai pasak sudah benar-benar ditinggalkan dan tak pernah lagi dilakukan.
Perbedaan Utama dari Floating dan Fixed Rate
Perbedaan utama dari floating dan fixed rate dalam trading forex adalah mematok mata uang yang di dasarkan pada stabilitas. Negara-negara berkembang biasanya mematok mata uang dengan menciptakan suasana yang stabil bagi investasi asing.
Dengan patok, investor bisa selalu tahu apa nilai dari investasi mereka dan tak perlu khawatir terkait fluktuasi harian. Mata uang yang diaptok, bisa membantu menurunkan tingkat inflasi sekaligus menghasilkan permintaan yang didapat dari kepercayaan yang lebih besar terhadap stabilitas nilai mata uang.
Akan tetapi, rezim yang tetap biasanya selalu menyebabkan terjadinya krisis keuangan yang sangat parah, sebab pasak sulit dipertahankan dalam jangka panjang. Hal ini bisa terlihat pada krisis keuangan di negara Meksiko pada tahun 1995, Asia di tahun 1997 dan juga Rusia di tahun yang sama, upaya yang dilakukan untuk mempertahankan nilai tinggi dari mata uang lokal ke pasak menghasilkan mata uang yang akhirnya menjadi sangat tinggi.
Varisasi Tarif yang Tetap
Beberapa negara besar mungkin memilih untuk memiliki pasak yang mengambang atau merangkak, dimana pemerintah akan menilai kembali nilai pasak secara berkala dan kemudian mengubah tingkat pasar yang sesuai.
Umumnya, tindakan ini akan menyebabkan adanya devaluasi, namun bisa dikendalikan untuk menghindari kepanikan pasar. Metode ini sudah umum dipakai dalam transisi dari pasak ke sistem atau rezim yang mengambang. Metode ini akan memungkinkan pemerintah untuk menyelamatkan diri dengan tidak menerima paksaan untuk melakukan devealuasi dalam krisis yang tak bisa dikendalikan.
Sekalipun penetapan telah bekerja dalam menciptakan perdagangan secara global dan juga stablitas moneter, nyatanya hal ini hanya dipakai apabila semua ekonomi utama menjadi bagian darinya.
Comment
Advanced mode Light mode